Perlu Sinergi Antar-Kementerian untuk Bangkitkan Wisata Candi Borobudur

27-03-2021 / KOMISI X
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI dengan Pemerintah Kabupaten Magelang di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (26/3/2021). Foto: Chasbi/Man

 

Komisi X DPR RI untuk kesekian kalinya mendatangi Candi Borobudur guna meninjau progres pengembangan sebagai destinasi super prioritas yang dicanangkan pemerintah. Dari hasil sejumlah tinjauan, Komisi X DPR RI menilai beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, salah satunya perlu adanya sinergi beberapa kementerian/lembaga untuk membangkitkan pariwisata Candi Borobudur.

 

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih usai menggelar pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI dengan Pemerintah Kabupaten Magelang, Pimpinan DPRD Magelang, Badan Otoritas Pariwisata, Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur dan perwakilan beberapa asosiasi masyarakat Magelang, di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (26/3/2021).

 

“Tidak hanya Badan Otoritas Candi Borobudur saja sebagai penyangga (pariwisata), tetapi ada juga Balai Konservasi Borobudur yang turut membangun pariwisata ini, yang bertugas menyetujui jumlah kuota maksimal pengunjung Candi Borobudur (di masa pandemi). Ini semua perlu manajemen yang baik,” kata politisi F-PKS itu. 

 

Kedua instansi tersebut berada di bawah naungan mitra kerja Komisi X, yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu akan disinergikan dengan beberapa kementerian terkait, yaitu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

 

Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menilai permasalahan di Candi Borobudur tersebut masih klasik, adalah permasalahan manajemen yang belum terurus dengan baik. Menurutnya, beberapa kementerian/lembaga yang mengurus Candi Borobudur itu berjalan masing-masing.

 

“Sehingga manajemen pariwisata ini  menjadi salah satu penyebab belum terurusnya Candi Borobudur secara optimal,” kata Agustina. Menurut politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut, pemerintah harus menentukan dirigen dari orkestra besar sektor pariwisata yang berfungsi untuk mengkoordinir dan memberikan pedoman. 

 

“Ada Kemenparekraf, Kementerian BUMN, Kemendesa, Kementerian PUPR dan Kemendikbud, semua berjalan masing-masing. Seharusnya ada satu dirigen yang memberi pedoman, sehingga seluruh kementerian melakukan penganggaran sesuai dengan pedoman dari dirigen tersebut. Ini butuh political will di tangan Presiden. Presiden punya mau, tetapi detailnya tidak bisa dilaksanakan oleh kementerian di bawahnya,” tandasnya. (cas/sf)

BERITA TERKAIT
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...